Masa Depan AI dan Investasi Cerdas: Memahami Potensi Manusia dan Ekonomi Global di Era Sosial 5.0

Di tengah transformasi digital, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. AI tidak hanya hadir dalam bentuk teknologi seperti ChatGPT, tetapi juga mencakup area yang luas dengan kemampuan untuk mencari pola dari kumpulan data besar. AI adalah bagian penting dari Era Sosial 5.0, yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara teknologi, kebutuhan manusia, dan ekonomi dunia.

Machine learning, sebagai inti pengembangan AI, memiliki berbagai metode:

  1. Unsupervised Learning
    AI mempelajari pola tanpa adanya label awal. Contohnya adalah algoritma Instagram dan FYP TikTok, di mana AI memahami preferensi pengguna berdasarkan pola interaksi mereka.
  2. Supervised Learning
    Dalam metode ini, AI dilatih menggunakan data berlabel untuk mengklasifikasikan sesuatu. Contohnya adalah membedakan buah busuk dan matang berdasarkan data pelatihan.
  3. Reinforcement Learning
    Mirip dengan cara manusia belajar melalui pengalaman, metode ini mengajarkan AI untuk mengambil keputusan melalui umpan balik, seperti mengajarkan bayi berjalan.

Deep learning adalah salah satu teknik dalam machine learning yang dirancang untuk meniru cara manusia mengambil keputusan. Teknik ini memodelkan proses pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan, seperti saat kita menentukan pilihan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika besok ingin pergi ke kantor, kita mungkin harus memilih antara menggunakan mobil pribadi atau transportasi umum. Keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti waktu perjalanan, biaya, dan kondisi lalu lintas. Sama halnya dengan AI, dengan bantuan deep learning, sistem AI dapat menganalisis berbagai berbagai faktor dalam pengambilan keputusan dan merekomendasikan solusi terbaik berdasarkan data.

Dalam kehidupan dan ekonomi global AI memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan berbagai sektor, diantaranya:

  • Kesehatan: Membantu dokter dalam diagnosis penyakit.
  • Keuangan: Mendeteksi transaksi scam atau fraud.
  • Manufaktur: Memantau kondisi mesin dan menyaring produk cacat.
  • Transportasi: Mobil otonom seperti Tesla yang dirancang untuk berjalan tanpa pengemudi.

AI sangat bergantung pada data, yang dapat hadir dalam berbagai format, seperti angka, teks, suara, gambar, hingga video. Namun, sebelum data ini dapat digunakan untuk melatih model AI, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan dan memproses data tersebut agar siap untuk dianalisis dan diolah. Proses ini memastikan bahwa data berkualitas dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Selain itu, AI hanyalah sebuah alat yang perlu dibungkus dalam bentuk produk yang konkret agar dapat digunakan oleh pengguna. Contohnya, AI dapat diterapkan dalam produk seperti chatbot untuk memberikan layanan interaktif berbasis teks, atau kamera pintar yang mampu mengenali objek dan memberikan analisis visual secara otomatis. Produk-produk ini adalah cara AI menghadirkan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

AI memiliki risiko dan bahaya tersendiri, tergantung pada bagaimana alat tersebut digunakan bisa untuk kebaikan (for good) atau sebaliknya (for bad). Oleh karena itu, kita tidak bisa sepenuhnya mempercayai hasil yang diberikan AI, karena semua keputusan yang dihasilkan berbasis probabilitas, dan probabilitas tidak pernah mencapai 100%. Contohnya, saat menggunakan ChatGPT, kita harus mengevaluasi apakah jawabannya benar atau mengandung kesalahan, bukan langsung menyalin dan menggunakan begitu saja. Sebagai model yang dilatih, ChatGPT bergantung pada data yang diberikan selama proses pelatihan. Jika data tersebut salah, seperti “manusia adalah kelompok reptil,” maka jawabannya pun akan salah ketika ditanya tentang manusia.

Sebagai ilustrasi, Amazon pernah membuat AI untuk menyaring dan membaca CV guna mempercepat proses rekrutmen. Namun, AI tersebut hanya memilih kandidat laki-laki untuk posisi engineer, dan tidak ada perempuan yang lolos. Setelah ditelusuri, hal ini terjadi karena data yang digunakan untuk melatih model menunjukkan bahwa mayoritas karyawan sebelumnya di posisi tersebut adalah laki-laki. Kasus ini menunjukkan bahwa data pelatihan yang bias dapat menghasilkan keputusan yang bias pula. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengawasi dan memitigasi risiko bias dalam penggunaan AI.

Meskipun AI mampu menggantikan beberapa pekerjaan manusia, mesin tetap membutuhkan kendali manusia. Dalam perubahan ini, adaptasi menjadi kunci untuk memanfaatkan teknologi AI secara optimal tanpa kehilangan nilai kemanusiaan.

Dalam dunia investasi, AI membantu menggabungkan berbagai pendekatan analisa, seperti analisis pasar, fundamental, dan teknikal, untuk memberikan rekomendasi strategis. Meskipun tidak menjamin profit, AI dapat meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan dalam investasi.

AI adalah alat yang kuat, namun memerlukan pengelolaan yang bijak. Data yang digunakan harus diolah dengan cermat untuk menghindari bias dan kesalahan. Di Era Sosial 5.0, AI bukan sekadar teknologi, tetapi mitra manusia untuk menciptakan dunia yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, kita tetap dapat memanfaatkan penggunaan AI dalam beberapa aspek kebutuhan dengan catatan tetap dilakukan di bawah pengawasan atau kontrol manusia. Sangat tidak disarankan untuk mengandalkan sepenuhnya pekerjaan terhadap AI, karena penggunaan AI secara berlebihan akan menjadi masalah baru bagi penggunanya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish